Aku melihatnya berjalan keluar bersama denga rekan kerjanya, dan dia tampak terkejut ketika melihatku.
Melihat itu, rekan sekantornya bertanya siapa pria itu, “Oh, dia kakak sepupu saya di kampung,” katanya merespon pertanyaan rekannya.
Dadaku serasa sesak mendengar perpakataan itu, namun, dia mencoba menjelaskan kepada saya bahwa aturan perusahaan melarang karyawannya pacaran.
Semuanya akan normal kembali setelah nanti dia naik jabatan. Dan aku percaya saja dengan penjelasannya
Tak lama kemudian, aku bilang mau menikah, tapi dia meyakinkanku dengan alasan kariernya baru menanjak.
Kami memang pacaran jarak jauh, terpisah antar dua daerah.
Sampai suatu hari, ketika kita bertemu dia bilang bosan dengan pacaran jarak jauh, dan bilang akan menikah dengan seseorang.
Bukan main gembiranya aku mendengarnya, aku pikir akhirnya dia bersedia juga menikah denganku.
Tapi tak disangka, dia bilang sudah tidak mencintaiku lagi, dia ingin menikah dengan pria lain.
Sesaat aku terhenyak dan nyaris tak percaya mendengar apa yang dikatakan, namun, tanpa menoleh lagi dia pun pergi meninggalkan aku.
Temanku bilang, ada seorang pria tampan mengendarai mobil mewah sambil membawa kado bertandang ke rumahnya untuk tunangan.
Aku tidak rela, dan ke rumahnya, orangtuanya hanya tahu ada seseorang yang baik hati yang selalu membantunya, tapi tidak pernah tahu sosok orang baik hati ini adalah aku.
Lalu dengan tenang aku bilang aku adalah teman sekolahnya.
Ingin sekali menghadiri pernikahannya, mengucapkan selamat berbahagia dalam resepsi pernikahannya nanti, karena alasan sebagai teman sekolah inilah, aku pun mendapatkan waktu dan tempat pernikahannya.
Pada hari pernikahannya, aku melihatnya turun dari mobil pernikahan, ditanganku aku membawa sebuah buku catatan tentang biaya yang kukeluarkan selama bertahun-tahun untuk membiayai kuliah dan hidupnya sehari-hari ketika itu, dan sekarang aku ingin menagihnya.
Dia tampak panik dan bingung sekaligus malu setelah melihatku, melihat
suasana itu, mempelai pria pun bertanya kepadanya, tapi dia hanya diam membisu.
Kemudian, ayahnya si mempelai pria menarikku menjauh dari sana.
Lalu memberikan uang kepadaku dan menyuruhku segera pergi, atau dia akan mengambil tindakan kalau aku tak mau pergi.
Aku pun pergi setelah menerima uang itu, meski pun sakit hati ini, tapi aku sadar semua itu sudah berlalu, dan aku merasa tidak pantas bersedih hati hanya untuk wanita seperti itu.
Hingga akhirnya dengan uang itu aku buat modal usaha.
5 Tahun kemudian usahaku berhasil begitu pesat dan kini aku membuat beberapa usaha di kota.
Hidupku berubah 180 derajat, akupun melanjutkan kuliah dan aku bersyukur aku menemukan wanita yang begitu cantik dan menerima ku.
Suatu hari saat menuju kantor aku melihat seorang wanita yang kukenali, aku minta sopir untuk berhenti karena aku melihat Chen mantan ku dulu.
Ia berjalan seperti kebingungan, menjinjing tas seperti menunggu angkutan umum.
Memberanikan diri aku mendatanginya dan bertanya ada apa. Ia langsung pangling melihat perubahannku.
Dia menangis dan menceritakan jika hidupnya tak bahagia, karena suaminya pemarah dan kini ia pergi karena dicerai.
Melihat itu aku kasihan dan mengantarrnya kedesa tempat kedua orang tuanya. Dia sempat meminta maaf dan mengaku menyesal, tapi sayang sekarang aku sudah ada wanita lain yang begitu baik padaku.
Orang yang dapat bekerja keras akan menjadi Seseorang yang luar biasa di kemudian hari.
Menipu orang adalah sebuah bencana, mengampuni orang adalah sebuah kebahagiaan.
Kebaikan maupun kejahatan,jika waktunya tiba pasti ada balasan Karmanya.
Perjalanan yang jauh dapat membuktikan Kekuatan seekor Kuda, Waktu akan dapat membuktikan hati seseorang.
Kebaikan tidak boleh dihilangkan, Kejahatan tidak boleh dikembangkan. (*)
Sumber = palembang.tribunnews.com
Loading...