Ia menambahkan, pada hari pernikahan korban, Chanseng mengawasi terus pasangan pengantin baru itu setiap menitnya.
Hal itu bisa dilakukan karena rumah korban dan rumah pelaku bersebelahan.
Keluarga korban menangkap Chanseng di kamar pengantinketika pengantin wanita menjerit setelah menyadari identitas sebenarnya dari pria di sampingnya.
Dalam pengakuan pertamanya, pelaku mengklaim telah melakukan hubungan intim selama tiga kali di malam itu.
Namun kemudian, ia mengubah ceritanya dan mengatakan hanya melakukan sekali saja, untuk menyesuaikan dengan hitungan pengantin wanita.
"Pelaku ditangkap di kamar pengantin dan ia dalam keadaan telanjang bulat," kata Sao Chantha, Kepala Polisi Distrik Kanh Chriech.
Pelaku juga berencana untuk memperkosa kembali setelah yang pertama, tetapi kemudian ia jatuh tertidur.
Lalu, mengapa peristiwa malam pertama yang tragis ini dapat terjadi?
Dilansir dari situs The Bodia, Jumat (19/1/2018), Chhoen Chanseng melakukannya setelah tahu suami sang pengantinpingsan dan tertidur di sebuah meja di luar rumahnya.
Rupanya pengantin pria itu mabuk setelah pesta pernikahan.
Menurut kepala desa Chhkues, Leat Chheat, akibat peristiwa ini, keluarga pengantin pria menolak pengantin wanita sebagai menantu bagi putranya.
Mereka ingin agar pernikahan putra mereka dengan korban dibatalkan.
Selain itu, keluarga pengantin wanita dituntut untuk mengembalikan uang mahar sebesar 1.000 poundsterling atau Rp20 juta. (Intisari.grid.id/Khena Saptawaty).
Loading...