TASIKMALAYA, ruber -- Sebanyak 402 warga binaan Lapas Kelas II B Tasikmalaya mengikuti pesantren kilat (Sanlat) Ramadan.
Sanlat Ramadan ini rutin dilaksanakan tiap tahun dan dibuka sejak Senin (21/5/2018).
Di mana seluruh warga binaan diberikan berbagai asupan rohani guna menyemangati ibadah.
Kegiatan itu diisi dengan berbagai agenda yang telah disiapkan pihak lapas.
Di antaranya, ceramah yang dibawakan oleh penceramah yang berbeda-beda.
Baik latar belakang maupun topik bahasan tiap harinya.
Mulai dari kajian fiqih, akhlak dan ilmu keagamaan lainnya.
Dan agenda tambahannya yakni salat duha berjamaah.
"Ini dalam rangka meningkatkan ketakwaan warga binaan. Karena ini bulan Ramadan, maka kami tingkatkan."
"Sebelum Ramadan juga sudah berjalan, tapi kami optimalkan lagi," ujar Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Kegiatan Kerja Lapas Tasikmalaya Yudo Adi Yuwono.
Yudo menuturkan, kegiatan tersebut mendapat respon positif dari warga binaan.
Kegiatan itu juga dapat menjadi alternatif mengisi kekosongan waktu.
Ketimbang menghabiskannya dengan berdiam diri di kamar tahanan.
"Selain salat duha dan siraman rohani, kegiatan Ramadan di lapas juga diisi dengan salat tarawih berjamaah dan tadarus pada malam hari," tuturnya.
Senada, menurut Ketua Forum Mubalig Lapas Tasikmalaya Muhammad Yanyan Al Bayani, materi-materi yang diberikan penceramah mendorong warga binaan untuk bisa memegang teguh pandangan hidup positif.
Sebab, banyak di antara warga binaan yang merasa rendah diri akibat perbuatan dosa yang mereka lakukan.
"Semua mubalig yang ada di sini arahnya satu, bagaimana caranya mereka bisa melakukan pertaubatan."
"Kami memberikan motivasi, penerangan kepada mereka bahwa Allah itu maha pengampun."
"Sebagian dari mereka beranggapan kalaupun mereka bertaubat, Allah tidak akan mengampuni mereka. Ini tugas mubalig untuk meluruskan," katanya. ipank
Loading...
